JAKARTA – Direktur Utama PT BioFarma (Persero), Honesti Basyir mengatakan bahwa penggabungan holding BUMN dengan farmasi rumah sakit kini tengah direncanakan pemerintah untuk mendukung program ketahanan kesehatan nasional.

Baca Juga : Perusahaan BUMN Bertengger di 100 Besar Majalah Fortune

Ia mengatakan bahwa rencana tersebut untuk melengkapi ekosistem kesehatan.

“Rencana penggabungan Holding Rumah Sakit BUMN dengan Holding BUMN Farmasi dalam rangka melengkapi ekosistem kesehatan,” ujar Honesti yang dilansir dari CNNIndonesia.com.

Ia menambahkan holding BUMN farmasi kini sudah memiliki elemen layanan kesehatan lengkap seperti klinik. Namun, holding tersebut belum memiliki rumah sakit.

“Saya mengatakan, holding BUMN farmasi ini lebih di sisi pemasok seperti obat, vaksin dan alat kesehatan. Sedangkan di layanan kesehatan, kita harus memperkuat hal tersebut apakah itu rumah sakit atau klinik,” ujarnya.

Dia mengatakan dengan penggabungan ini nanti pihaknya nanti akan menguasai mulai dari hulu hingga hilir tidak hanya dari sisi produk, namun juga dari sisi layanan kesehatan.

“Kalau kita bisa mengintegrasikan sisi suplai dan permintaan maka hal ini luar biasa. Belum ada benchmark di dunia di mana terdapat suatu korporasi yang memiliki ekosistem sangat lengkap di industri layanan kesehatan. Itulah yang menjadi amanah kami,” kata Honesti.

Lanjutnya, kalau jadi bergabung, nama holding BUMN farmasi dengan holding rumah sakit BUMN, kemungkinan juga akan berubah.

Sebelumnya, Bio Farma telah diberikan amanah oleh Kementerian BUMN untuk menjadi holding BUMN farmasi. Di samping sebagai holding, Bio Farma juga menjadi induk holding bagi dua anggotanya yakni Kimia Farma dan Indofarma.

Pada Juli tahun ini, holding BUMN farmasi mendapatkan satu anggota baru yakni PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau INUKI. INUKI akan berfokus pada produk radiofarmaka atau pengobatan yang berbasis nuklir.